Sayut, Jarit, dan Para Wanita Kerek


Ini pemandangan yang sering kita temui waktu pagi hari dan sore menuju petang saat berada di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jatim. Biasanya ada sekelompok perempuan yang baru akan atau hendak pulang dari ladang, sambil menggunakan stelan pakaian yang saya sebut sebagai pakaian “berladang”. Jarak mereka jangan dikira mudah, sekitar 3-4 kilo saja ditempuh setiap hari dengan berjalan tanpa alas kaki. Memang, sebagian mulai ada juga yang ke ladang dengan memboseh sepeda ontel atau malah diantar pakai motor.

Pakaian mereka terdiri dari kain Sayut yang mereka lingkarkan ke bahu untuk menahan beban bawaannya berupa bakul yang digendong / Seneuk dalam istilah mereka, berisi makanan yang mereka bawa sebagai bekal makan siang untuk suaminya yang sudah lebih dulu di atas untuk meladang. Lalu bawahannya biasanya mereka menggunakan kain Jarit yang cara pakainya sama seperti kain samping kalau orang Sunda biasa bilang. Di kepalanya mereka menggunakan Capil, dan kadang-kadang mereka juga bawa tas anyaman yang di jinjing yang biasa disebut dengan Kepek.

Sebagai informasi, kain Sayut dan Jarit yang mereka gunakan ini terbuat dari serat kapuk putih atau coklat yang dipintal manual dengan alat Jantra /Jontro, kemudian ditenun dengan tenunan manual khas masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Gedhog, lalu diproses pembatikan menggunakan teknik batik tulis. Pernah saya tanya, ternyata sebagian perempuan ini membuat sendiri kainnya. Walau mulai banyak juga yang akhirnya pakai kain yang dibelinya di pasar dengan teknik printing.

Menariknya adalah kalau pernah coba sentuh kain Sayut ini secara langsung, teksturnya agak sedikit kasar, cenderung lebih tebal, dan sangat kuat. Begitu juga dengan kain Jaritnya, yang memiliki rabaan kurang lebih sama dengan Sayut.

Berkurang banyak memang pemakai Sayut dan Jarit sekarang. Kalau boleh saya simpulkan sementara, tampaknya kain ini digunakan masih sebagian besar oleh kelompok generasi “tua” yang dianggap konservatif, dimana yang muda2 lebih suka bergaya lebih casual kalau harus meladang.

wanita kerek


Leave a Reply