Mereka mengaku banyak yang tidak sekolah. Ada juga yang sekolah tapi tamat SD saja pun tidak. Jadi ketika banyak yang tidak bisa berbahasa Indonesia ya wajar, karena pengetahuan bahasa nasional diperkenalkannya melalui sekolahan. Jadi yang muda-muda mulai bisa mengerti kalau diajak berbahasa Indonesia, sementara yang tua-tua gak paham sama sekali.Tapi siapa yang berani bilang kalau mereka bodoh? Karena walaupun mereka tidak sekolah, mereka ternyata punya pengetahuan yang dalam tentang sesuatu hal berkaitan dengan apa yang mereka lakoni sehari-hari. Mereka masih bisa menceritakan peristiwa demi peristiwa penting yang pernah terjadi di lingkungan mereka, serta menyampaikan pendapatnya secara lugas, dengan jawaban pendek “ya” atau “tidak”; atau “suka” dan “tidak suka”.

Saya bisa menangkap ada banyak pemahaman di setiap ungkapan mereka. Hanya, memang saya harus setuju bahwa bagaimanapun mengenyam bangku pendidikan itu penting sekali rasanya buat mereka, terutama jika ingin daerahnya berkembang dan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Sebab, satu hal yang bisa saya lihat akibat dari mereka tidak bersekolah: mereka kesulitan untuk mensistematiskan pola berpikirnya, juga tidak mampu mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dalam sebuah kalimat deskriptif. Mereka tak mampu jika diposisikan dalam kondisi harus berargumen, dan mereka juga menjadi mudah untuk tersalip oleh pendapat orang lain.